Setelah
Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalihah, ia menulis sepucuk surat kepada
Hasan al-Basri, seorang ulama yang termasyhur pada zamannya. Umar bin Abdul
Aziz meminta nasihat tentang bagaiman sifat dan perilaku seorang pemimpin dan
imam yang baik. Hasan al-Basri membalas surat Umar bin Abdul Aziz tersebut.
Hasan al-Basri berkata dalam suratnya, “Ya Amirulmukminin! Alloh swt.
menjadikan imam itu sebagai pelurus sesuatu yang condong, tempat berlindung orang
yang tertindas, memperbaiki sesuatu yang rusak, menguatkan sesuatu yang lemah,
dan tempat mengedu orang yang mengalami kemalangan.”

“Imam
yang adil ya Amirulmukminin! Laksana seorang pengembala unta. Akan dihalaunya
unta-untanya ke padang yang subur rumputnya, dijaukan dari tebing yang curam,
dijaga dari serangan binatang buas, dan dipeliharanya dari panas dan dingin,
“Imam
yang adil ya Amirulmukminin! Laksana seorang ayah yang mencintai anak-anaknya.
Di waktu kecil ia mengasuhnya, setelah besar ia mndidiknya. Ketika masih hidup,
segala usaha adalah untuk anaknya, dan setelah mati, harta peninggalnya adalah
untuk anak-anak meraka juga,”
“Imam
yang adil ya amirulmukminin! Laksana seorang ibu yang mangasihi anaknya.
Dikandungnya dan dilahirkanya anak itu dengan penuh rasa sakit. Di waktu kecil
diasuhnya dan dibelainya, matanya tak pernah tertidur karena manjaga anak itu.
Kalau anaknya sakit, dia terlebih dahulu sakit, kalau anaknya senang, dia yang
terlebih dahulu gembira.”
“Imam
yang adil ya amirulmukminin! Adalah pelindung anak yatim yang menerima wasiat
dari ayah itu ketika ia akan wafat. Imam yang adil adalah tempat penyimpanan
barang bagi si miskin, yang diasuhnya dan dibelanya.”
“Iman
yang adil ya amirulmukminin! Kerajaanya yang laksana hati di dalam tubuh
mamusia. Baiknya tubuh kerena baiknya hati dan rusaknya tubuh karena rusaknya
hati.”
“Iman
yang adil ya amirulmukminin! Adalah seorang yang tagak di batas, diantara Alloh
dan hamba-Nya. Didenganya kalam Alloh lalu disampaikannya kepada rakyatnya.
Dilihatnya wajah Alloh lalu disampaikannya penglihatan itu kepada mereka. Ia
berpegang kepada jalan Alloh dalam menuju kebahagiaan, lalu dibimbingnya pula
kaumnya sehingga mereka turut merasakan kebahagiaan.”
(Dikutip
dengan perubahan dari Lembaga Budi karya Prof.Hamka, Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1985)
Zikir & Pikir
Krisis akhlak merupakan salah satu
sebab merosotnya negara kita ini. Orang sudah tidak lagi memedulikan norma
moral dalam berbagi segi kehidupan. Kita berpolitik secara haram, berbisnis
secara haram, dan bekerja saling menjatuhkan. Sebagai umat Islam, kita harus
memperbaikinya. Hal itu kita lakukan dengan cara memulai dari diri sendiri.
|
Al-Nia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar